JAKARTA, iNews.id – Kasus perundungan di antara anak tidak kunjung usai terjadi di Tanah Air. Di Indonesia sendiri, kasus perundungan malah terjadi di Sekolah, di mana menjadi tempat anak menuntut ilmu.
Terbaru, kasus perundungan di SMPN 2 Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah juga menjadi perhatian. Seorang kakak kelas tega menganiaya adik kelasnya dengan terang-terangan di tengah lapangan. Aksi ini ditonton oleh banyak murid lainnya. Sedihnya Tidak ada satupun yang melerai perundungan tersebut.
Tentu perundungan membawa dampak buruk bagi anak. Bukan hanya bagi korban, pelaku hingga penonton aksi perundungan memiliki dampak buruknya tersendiri.
“Bullying dampaknya luas baik pada korban, pelaku, maupun pada remaja yang menyaksikan,” kata Karina, M Psi. saat dihubungi melalui panggilan telepon, Jumat (29/9/2023).
Bagi korban yang dirundung dengan kekerasan fisik pasti akan mengalami luka di sekujur tubuhnya. Seperti halnya yang terjadi pada korban perundungan di Cilacap. Korban mengaku mengalami sesak nafas setelah dipukuli oleh pelaku. Namun, tanpa disadari sebenarnya korban juga mengalami luka batin yang tidak terlihat.
“Pada korban bisa muncul rasa cemas, depresi hingga tak percaya diri,” kata Karina saat dihubungi melalui saluran telepon.
Sementara pada siswa yang menyaksikan kejadian kekerasan tersebut akan memiliki rasa trauma tersendiri. Mereka tidak mendapat kekerasan secara langsung dari pelaku, namun akan timbul rasa ketakutan dari apa yang dia lihat.
“Pada yang menyaksikan, meskipun bukan pelaku dan bukan korban, juga bisa merasakan dampak. Mereka bisa takut, menyimpan kemarahan hingga rasa bersalah,” kata Karina.
Rasa takut muncul pada seseorang yang menyaksikan perundungan. Bisa jadi mereka merasa khawatir akan menjadi korban selanjutnya.
Bisa juga timbul perasaan bersalah karena hanya bisa melihat tak membela.
Terakhir, dampak perundungan bagi pelaku. Karina menyebutkan, jika pelaku didiamkan saja melakukan perundungan, maka akan ada tindak kenakalan lain yang dilakukannya di masa depan.
“Pada pelaku perundungan, (dampaknya) ada risiko-risiko kenakalan remaja, agresivitas, dan resolusi konflik yang kurang tepat,” ujar Karina.
Dengan demikian dapat disimpulkan aksi perundungan antar anak bukan sesuatu yang baik. Penting sekali untuk mencegah perundungan pada anak, baik di sekolah maupun di lingkungan permainan yang ada di sekitar rumah.
Editor : Elvira Anna
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.